Dua Puisi
Hendri Yulius Wijaya
Persetubuhan Pertama
antara dapur dan pekarangan rumah
ada sepasang bola mataku
sofa, bantal guling, kulkas, juga ranjang
kau gemar beristirahat
di sana. suatu ketika kita bermain sandiwara
sembari menunggu mobil ayahmu tiba menjemput. kau berujar hendak
jadi dokter dan aku pasien. meski tak ada
stetoskop dan jas warna susu. gambar anatomi
tubuh manusia di buku ilmu alam
belum sempat berkenalan dengan Adam dan Hawa di Kitab Kejadian.
dalam versi yang paling purba dan polos, ia menjelma peta
untuk sebuah antah-berantah yang belum bernama dan berbahasa.
buah kuldi yang kau sisakan sore itu sebelum
pulang. kupakai onani terlebih dulu sebelum bermuara dalam batang leherku.
sebelah putingku kabur entah ke mana.
kita berdua sama-sama
perampok
ulung.
kau pun tak kunjung kembali.
Sange
berahi seumpama memori:
semakin direka-reka dan diingat kembali
semakin asing ia terasa.
berahi mendendam pada bahasa:
karena kata-kata cuma membikin jarak
antara sang pencerita dan kisah ciptaannya
sendiri.
berahi tak kenal jalan pulang:
ia bukan hanya tak beralamat
namun juga tak bertu(h)an.
antara dapur dan pekarangan rumah
ada sepasang bola mataku
sofa, bantal guling, kulkas, juga ranjang
kau gemar beristirahat
di sana. suatu ketika kita bermain sandiwara
sembari menunggu mobil ayahmu tiba menjemput. kau berujar hendak
jadi dokter dan aku pasien. meski tak ada
stetoskop dan jas warna susu. gambar anatomi
tubuh manusia di buku ilmu alam
belum sempat berkenalan dengan Adam dan Hawa di Kitab Kejadian.
dalam versi yang paling purba dan polos, ia menjelma peta
untuk sebuah antah-berantah yang belum bernama dan berbahasa.
buah kuldi yang kau sisakan sore itu sebelum
pulang. kupakai onani terlebih dulu sebelum bermuara dalam batang leherku.
sebelah putingku kabur entah ke mana.
kita berdua sama-sama
perampok
ulung.
kau pun tak kunjung kembali.
Sange
berahi seumpama memori:
semakin direka-reka dan diingat kembali
semakin asing ia terasa.
berahi mendendam pada bahasa:
karena kata-kata cuma membikin jarak
antara sang pencerita dan kisah ciptaannya
sendiri.
berahi tak kenal jalan pulang:
ia bukan hanya tak beralamat
namun juga tak bertu(h)an.